Kamis, 16 Mei 2013

Prototyping


Prototipe merupakan alat yang mensimulasikan beberapa (tidak semua) fitur dari sistem yang akan dibuat.

A. Rapid Prototyping
Rapid Prototyping adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk dengan cepat membuat model skala bagian fisik atau perakitan menggunakan tiga-dimensi Computer Aided Design (CAD) atau desain bantuan komputer data. Konstruksi bagian atau perakitan biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi pencetakan 3D.
Alur Kerja Rapid Prototyping
Seperti CNC (Computer Numeric Control) metode subtraktif, CAD-CAM (computer-aided manufacture) alur kerja dalam proses Rapid Prototyping tradisional dimulai dengan pembuatan data geometris, baik sebagai padatan 3D menggunakan workstation CAD, atau irisan 2D menggunakan perangkat pemindaian.

         B. Dimensi Prototyping
Ada 4 dimensi dalam prototyping:
1.      Representasi
Dari sebuah prototyping dapat dipertanyakan apakah hasilnya nanti akan dipresentasikan dalam sebuah konteks tekstual (kata-kata berbentuk narasi) atau dilengkapi dengan tampilan visual setra diagram yang mendukung alur proses dari sebuah aplikasi.
2.      Ruang lingkup
Prototyping dapat berupa tampilan antar muka secara umum dan juga bisa dilengkapi dengan tampilan yang telah dilengkapi dengan contoh perhitungan ataupun tampilan data.
3.      Executability
Dalam dimensi ini, prototyping dengan kategori kompleks dapat berupa sebuah contoh program “setengah jadi” yang benar-benar dapat dieksekusi atau dijalankan, sehingga terbentuk sebuah simulasi yang seakan-akan nyata bagi para pengguna.
4.      Tahapan
Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut :
1.      Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.      Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3.      Evaluasi prototyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4.      Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.      Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.      Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan,  jika belum maka  mengulangi langkah 4 dan 5.
7.      Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

 C. Terminologi
Prototyping memiliki 2 terminologi, diantaranya:
·                Horisontal Prototipe
Sebuah istilah umum untuk prototipe antarmuka pengguna adalah prototipe horisontal. Ini memberikan pandangan yang luas dari seluruh sistem atau subsistem, dengan fokus pada interaksi pengguna lebih dari fungsi sistem tingkat rendah, seperti akses database. Prototipe horisontal berguna untuk:
o   Konfirmasi persyaratan antarmuka pengguna dan ruang lingkup sistem
o   Versi demo dari sistem untuk mendapatkan buy-in dari bisnis
o   Mengembangkan perkiraan awal pengembangan waktu, biaya dan tenaga.

·                Prototipe vertikal

Sebuah prototipe vertikal adalah penjabaran lebih lengkap dari subsistem tunggal atau fungsi. Hal ini berguna untuk mendapatkan persyaratan rinci untuk fungsi yang diberikan, dengan manfaat sebagai berikut:
o  Penyempitan desain database
o  Memperoleh informasi mengenai volume data dan kebutuhan antarmuka sistem, untuk ukuran jaringan dan kinerja rekayasa
o  Menjelaskan persyaratan kompleks dengan pengeboran ke fungsi sistem yang sebenarnya

 D. Metode Rapid Prototyping
Metode prototipe melibatkan user secara langsung dengan analisis dan perancangan, sangat efektif untuk pengoreksian sistem. Prototipe merupakan sistem yang berjalan (bukan hanya sekedar ide diatas kertas) yang dibangun untuk menguji ide dan asumsi mengenai sistem. Sama halnya seperti sistem berbasis komputer, yang berisi software yang berjalan yang menerima input, menampilkan kalkulasi dan menghasilkan output tercetak maupun tampilan informasi atau menampilkan aktivitas penting lainnya. Rancangan dan informasi yang dihasilkan dievaluasi oleh user, akan lebih efektif jika digunakan data dan situasi yang sesungguhnya. Perubahan sangat diperlukan hingga sistem digunakan. Secara umum analis sistem menetapkan prototipe menjadi metode yang paling tepat untuk dilaksanakan jika :
1.      Belum ada sistem dengan karakteristik yang sama dengan sistem yang diajukan yang pernah dikembangkan oleh pengembang.
2.      Fungsi utama dari sistem hanya diketahui sebagian, selebihnya tidak teridentifikasi melalui analisis kebutuhan.
3.      Pengalaman dalam menggunakan sistem yang secara signifikan ditambahkan kedalam daftar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem.
4.      Versi alternatif dari sistem yang akan dikembangkan melalui pengalaman danpengembangan tambahan dan perbaikan fitur.
5.      Pengguna user ikut berpartisipasi dalam proses pengembangan.


Sumber:
Agushinta R., Dewi dan Yuli Primashanti Ida Ayu, 2007, INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER: TEORI DASAR, UNIVERSITAS GUNADARMA, Jakarta.
Blogspot
Informaticse
Qory Cahya Puspita
Slideshare
Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar