Prototipe
merupakan alat yang mensimulasikan beberapa (tidak semua) fitur dari sistem
yang akan dibuat.
A. Rapid Prototyping
Rapid Prototyping adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk dengan cepat
membuat model skala bagian fisik atau perakitan menggunakan tiga-dimensi Computer
Aided Design (CAD) atau desain
bantuan komputer data. Konstruksi bagian atau perakitan biasanya dilakukan
dengan menggunakan teknologi pencetakan 3D.
Alur Kerja Rapid Prototyping
Seperti CNC (Computer
Numeric Control) metode subtraktif, CAD-CAM (computer-aided manufacture) alur kerja dalam proses Rapid Prototyping tradisional dimulai
dengan pembuatan data geometris, baik sebagai padatan 3D menggunakan workstation CAD, atau irisan 2D
menggunakan perangkat pemindaian.
B. Dimensi Prototyping
Ada 4 dimensi dalam
prototyping:
1.
Representasi
Dari sebuah prototyping dapat dipertanyakan apakah
hasilnya nanti akan dipresentasikan dalam sebuah konteks tekstual (kata-kata
berbentuk narasi) atau dilengkapi dengan tampilan visual setra diagram yang
mendukung alur proses dari sebuah aplikasi.
2.
Ruang lingkup
Prototyping dapat berupa tampilan antar muka secara
umum dan juga bisa dilengkapi dengan tampilan yang telah dilengkapi dengan
contoh perhitungan ataupun tampilan data.
3.
Executability
Dalam dimensi ini, prototyping dengan kategori
kompleks dapat berupa sebuah contoh program “setengah jadi” yang benar-benar
dapat dieksekusi atau dijalankan, sehingga terbentuk sebuah simulasi yang
seakan-akan nyata bagi para pengguna.
4.
Tahapan
Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan
kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis
besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun
prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan
membuat input dan format output).
3. Evaluasi
prototyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika
sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping
direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan
sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan
ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak
yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan
dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi
Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi
sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh
dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan
sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima
pelanggan siap untuk digunakan.
C. Terminologi
Prototyping
memiliki 2 terminologi, diantaranya:
·
Horisontal Prototipe
Sebuah istilah umum untuk prototipe antarmuka pengguna adalah prototipe
horisontal. Ini memberikan pandangan yang luas dari seluruh sistem
atau subsistem, dengan fokus pada interaksi pengguna lebih dari fungsi sistem
tingkat rendah, seperti akses database. Prototipe horisontal berguna untuk:
o Konfirmasi persyaratan antarmuka pengguna dan ruang lingkup sistem
o Versi demo dari sistem untuk mendapatkan buy-in dari bisnis
o Mengembangkan perkiraan awal pengembangan waktu, biaya dan tenaga.
·
Prototipe
vertikal
Sebuah prototipe vertikal adalah penjabaran lebih lengkap dari
subsistem tunggal atau fungsi. Hal
ini berguna untuk mendapatkan persyaratan rinci untuk fungsi yang diberikan,
dengan manfaat sebagai berikut:
o Penyempitan desain database
o Memperoleh informasi mengenai volume
data dan kebutuhan antarmuka sistem, untuk ukuran jaringan dan kinerja rekayasa
o Menjelaskan persyaratan kompleks dengan pengeboran ke fungsi
sistem yang sebenarnya
D. Metode Rapid Prototyping
Metode
prototipe melibatkan user secara
langsung dengan analisis dan perancangan, sangat efektif untuk pengoreksian
sistem. Prototipe merupakan
sistem yang berjalan (bukan hanya sekedar ide diatas kertas) yang dibangun
untuk menguji ide dan asumsi mengenai sistem. Sama halnya seperti sistem
berbasis komputer, yang berisi software yang berjalan yang menerima input,
menampilkan kalkulasi dan menghasilkan output tercetak maupun tampilan
informasi atau menampilkan aktivitas penting lainnya. Rancangan dan
informasi yang dihasilkan dievaluasi oleh user, akan lebih efektif jika digunakan data dan
situasi yang sesungguhnya. Perubahan sangat diperlukan hingga sistem
digunakan. Secara umum analis sistem menetapkan prototipe menjadi metode yang
paling tepat untuk dilaksanakan jika :
1.
Belum ada sistem dengan
karakteristik yang sama dengan sistem yang diajukan yang pernah dikembangkan
oleh pengembang.
2.
Fungsi utama dari sistem
hanya diketahui sebagian, selebihnya tidak teridentifikasi melalui
analisis kebutuhan.
3.
Pengalaman dalam menggunakan
sistem yang secara signifikan ditambahkan kedalam daftar kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh sistem.
4.
Versi alternatif dari sistem
yang akan dikembangkan melalui pengalaman danpengembangan tambahan dan
perbaikan fitur.
5.
Pengguna user ikut
berpartisipasi dalam proses pengembangan.
Sumber:
Agushinta R., Dewi dan Yuli Primashanti Ida Ayu, 2007, INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER: TEORI DASAR, UNIVERSITAS GUNADARMA, Jakarta.
BlogspotInformaticse
Qory Cahya Puspita
Slideshare
Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar